Rieke Diah Pitaloka Hajar Politisasi Puisi Fadli Zon
Rieke Diah Pitaloka |
"Ya, seperti lewat puisi. Jangan ada politik transaksional, teror, intimidasi, dan pengerahan aparat negara untuk memenangkan calon tertentu," kata Rieke.
Menurut Rieke, alangkah indahnya jika kita berkampanye tetap menggunakan cara-cara berbudaya tinggi.
Atas hal itu juga, Rieke mengaku jadi teringat akan puisi yang ditulisnya tahun 2004 lalu, yang berjudul Situs. Puisi itu dimasukkan dalam kumpulan puisi "Sumpah Saripah".
"Puisi tersebut saya dedikasikan untuk kawan-kawan aktivis yang hilang yang tak berkabar hingga hari ini," kata Rieke.
"Semoga ada balasan dari Bung Fadli Zon." tambah Rieke
Berikut isi puisi Rieke itu.
Situs
Andai aku mati
Matiku tak mungkin sia-sia
Ribuan tahun nanti aku jadi fosil Kuburku jadi situs purbakala. Sedang,
buku sejarahmu jadi beku dimakan waktu
Ribuan tahun nanti, saat aku ditemukan
Arwahmu pasti dengar teriak mereka:
"tulangbelulang ini milik seorang manusia malang, sebutir peluru tiran lobangi tengkoraknya!"
Andai aku mati
Matiku tak pernah sia-sia
Ribuan tahun nanti kuburku digali
Dustamu tak bisa lari
Rasakan!
Saat buku sejarahmu usang
Aku justru menang!
Andai aku mati
Matiku
Pasti
Tak akan pernah sia-sia!
Kukusan, 05.11.2004
Sumber : Berita Satu